Laman

Jumat, 12 Juni 2015

Akhirnya Ke Puncak Gn. Ciremai

Puncak Gunung Ciremai


AKHIRNYA KE PUNCAK GN. CIREMAI

 16 – 18 Agustus 2014
Gue : Iam
Temen Gue :Mib
Orang Cirebon : Orbon

     Pada Waktu Lebaran tahun 2014 setelah sholat ied sehabis sungkeman sama orang tua, langsung meluncur ke tongkrongan buat maaf-maafan ketika itu juga si Mib Mengajak Hiking pada bulan depan dengan tujuan ke gn. Ciremai. Rencana Awalnya itu awal agustus tetapi di pikir lagi kita ingin merayakan kemerdekaan RI di atas puncak, ya pada akhirnya kita jalan tanggal 16 Agustus 2014.


    2 hari sebelum berangkat, kita belanja makanan & Air utk keperluan mendaki, dan setelah itu langsung packing biar nanti pas mau jalan jika ada yg kelupaan gak ribet. Hari Jumat malem kita berangkat dari rumah jam 8.00 menuju terminal lembang naek bis Luraagung 'sindang laut' menunggu 30 menitan bisnya datang, kita pun langsung naik dan menikmati perjalanan menuju Kuningan. Ternyata bis ini tidak ke arah kuningan terpaksa kita turun di dekat terminal cirebon, lalu kita nyebrang jalan untuk mencari mobil yang ke arah kuningan. 
"Kata pak supir naik aja helf nanti turun di depan masjid raya kuningan itu sudah daerah palutungan"
   Ya benar tetapi helf ini ngetemnya terlalu lama, dan di bawa putar-putar mencari penumpang  karena  masih sepi sewaannya, ketika itu waktu masih pagi sekita 04.00. Akhirnya Sampai juga di kuningan yang menempuh perjalanan 1 jam, lalu  sambil menunggu matahari terbit kita duduk di trotoar karena kebingungan antara naik angkot atau ojek, jika naik angkot tunggu sampai siang sekitar jam 8an waktu operasinya, dan naek ojek tarifnnya lumayan ngena.  Tiba-tiba tukang ojek menyamperi kami tarif dengan tujuan sampai ke pos palutungan, awalnya kita nolak karena terlalu mahal jasanya, setelah nego-nego terus si kang ojek mau dengan tarif 40K yang mulanya 70K.

      Pada saat naik ojek kita merasa kasian sama motornya yang dibebani 3 orang + 2 cariel + jalanan yang terus menanjak, rasanya itu seperti batuk-batuk motornya berjalan dengan pelan sekali. Pada waktu perjalanan naik ojek kita di seguhi udara yang sejuk dan pemandangan yang indah, agar tidak kehilangan moment kita meminta ke kang ojek minta turun sebentar untuk berfoto dengan background gunung Ciremai yang gagahnya berdiri. Sesampainya  di pos kita langsung menuju pos untuk registrasi, nampaknya sebelum kita datang banyak pendaki yang sudah terlebih dahulu datang. Ketika kita sedang istirahat di pos registrasi sambil ngantri pendaftaran, kita berkenalan sesama pendaki, orang tersebut berasal dari cirebon. Mereka hanya 2 orang, ya berpasangan seperti layaknya pacaran yang memberikan kesan romantis, daripada kita seperti maho. Kertas simaksi pun sudah kita terima di tambah peta jalur palutungan, lalu untuk menambah stamina yang dari semalem perut terasa kosong, kita cari warung untuk makan dahulu sebelum memulai pendakian.

      Perut terasa kenyang kita Sambil bersantai dan packing ulang untuk memeriksa kelengkapan yang ada di tas, kemudian kita membeli air mineral untuk menambahkan stok karena Gunung Ciremai ini dikenal tidak air, batas ketersediaan air hanya ada di pos pertama Cigowong. Pada jam 7.30 kita pemanasan dan berdoa demi kelancaran pendakian ini, di mulailah kaki ini, gue menanyakan kepada orbon udah pernah lewat jalur sini sebelumnya? ternyata mereka juga baru pertama melewati jalur ini. kita 4 orang ini melakukan perjalananan perdananya maka dari itu kita berjalanan membuntuti rombongan yang ada di depan. Ternyata rombongan yang di depan itu tak kelihatan lagi, kita bingung karena ada jalan pertigaan kecil antara lurus atau belok kiri, kitapun bingung terpaksa menanyakan warga setempat yang lagi bertani.

Gue     : Pak, Jalur yang arah pendakian lewat mana ya?
Patani : lurus aja de ikuti jalan ini aja nanti masuk hutan ya itu jalannya.
Gue     : ow ikuti jalan nanjak ini ya pak, kalo gitu makasih pak.
Patani : iya de hati-hati
    Terus berjalan kita melihat warung yang sudah tidak terpakai, di situ mib meminta istirahat sebentar untuk membetuli tali cariel, carriernya terasa miring sebelah sehingga dia merasa agak cape dan juga makanan yang tadi kita makan belum turun ke perut, karena tadi sesudah makan kita berdua langsung naik tanpa jeda terlebih dahulu, maka dari itu kita istirahat di sini cukup lama, dan mereka orbon melanjutkan perjalanan karena dia beralasan istirahat terlalu lama bikin malas,  untuk itu kita bilang ke dia nanti ketemu aja di pos cigowong, dan dia meng-iyakan lalu pergi.

     Setelah diam cukup lama kita lanjutin jalan lagi tidak jauh berjalan sudah memasuki kawasan hutan yang masih asri, cukup lama memang sampai ke pos 1 cigowong yang memakan waktu kira-kira +/- 2 jam itu jalan santai. Sesampainya di pos ternyata banyak juga yang berkemah di sini, yang tanahnya cukup luas dan rindang memungkinkan di tempat ini terbiasa dijadikan camp ground.       
    Cukup tenang suasananya, saat itu gue bersandar di pohon sambil menunggu mib mengambil air di aliran sungai di pos ini, untuk mengisi ulang amunisi yang sudah terpakai. Sesudah 5 botol 1,5 liter udah terisi penuh + 2 botol kecil, kita melanjutkan kembali untuk menyusul orgon di pos kuta. Jalur ini tidak terlalu panjang kira-kira berjalan 45 menit kita sudah sampai, ternyata kita melihat si orgon dari jauh tetapi mereka melanjuti perjalanan lagi sedangkan kita istirahat, 

    Kita kembali menyusuli mereka setelah istirahat beberapa menit, yang kini menuju ke pos pangguyang, jalur menuju pos ini sudah mulai terasa tanjakannya dan berkurangnya bonus di bandingkan pos yang lain. Berjalan cukup lama 5 menit jalan 2 menit istirahat, karena kita sudah lelah, sesampainya di pos pangguyang sekitar jam 12 siang kita ketemu si orgon yang sedang makan roti, mereka sudah duluan gelar tikar untuk istirahat, dan kami ikutan gabung bersamanya. Kita cepat-cepat bongkat tas untuk mengeluarkan segalanya isinya seperti kompor, gas, makanan, dll. Setelah itu kita masak mie bareng 15 kemudian matang, dengan mata lapar dan perut keroncongan kita langsung menyantapnya. Akan tetapi si orgon hanya mencicipi sebagian saja karena mereka sudah makan di awal sebelum kita datang di pos ini.

     Perut sudah terisi untuk menstabilkan makanan di dalam perut kita perlu istirahat 15 menit lagi, tapi Orgon bersiap-siap melanjutkan perjalanan lagi, akhirnya mereka meninggalkan kita, dan mengulangi perkataannya " Sampai Ketemu di depan ya", "Oke siap" sahut kita. Sebelum kita menyusul mereka lagi kita berfoto-foto dulu untuk mengabadikan moment.
Di tempat ini Banyak orang yang buka lapak karena memang tempat ini cocok untuk beristirahat dan lumayan besar, tujuan pos selanjutnya yaitu pos Arban yang menantang, di jalur ini makin lama makin bikin nagih disebabkan sebentar-bentar nanjak, kadang kita beristirahat di tengah jalan karena kelelahan tak peduli orang lewat, dan gue sempat tertidur di jalur ini. 1 Jam telah berlalu ktia sampai di pos Arban, seperti biasa ngasoh 1/4 jam untuk memulihkan stamina.
masih tersisa 3 pos lagi jika ingin sampai puncak, tanjakan asoy, shanghiang ropoh, dan Goa Walet. Agar tidak kemaleman kita berangkat lagi yang sekarang menuju pos Tanjakan Asoy, inilah tanjakan yang sering diceritakan banyak orang yang katanya asoy, memang benar saja kita dibuat asoy maksimal . dengan jalan hanya muat 1 orang yang bisa membuat barisan semut jika rombongan yang ada di depan berhenti, maka yang di belakang ikut berhenti. Begitu sebaliknya jika ada orang yang hendak turun / naik secara otomatis harus bergantian, sekitar 1 jam lebih kita tiba di pos tanjakan asoy, lumayan terasa kaki ini mulai pegal. Seandainya ada reparasi kaki mungkin pada ngantri, waktu menunjukan sekitar 2.45 WIB pada akhirnya kita memutuskan di manapun kita berada kalau waktu sudah jam 4.00 kita harus buka tenda tidak usah memaksa terus ke atas, supaya terhindar dari hal-hal yang tidak enak, dan bisa istirahatnya lebih lama hingga pagi.

   Pada saat menjelang malam banyak pendaki yang tadinya menuju ke atas turun kembali karena sudah tidak kebagian tempat buat gelar tenda, ternyata dugaan kita benar untungnya kita sudah memutuskan nenda di sini hingga pagi. Jam 6 pagi kita pun sudah bangun yang langsung menikmati udara sehat dan segar, yang memberikan tubuh ini bersemangat lagi, tidak lama kemudian kita memasak makanan dan air susu untuk bekal tenaga perjalanan nanti. Ketika gue melihat keluar ke sisi kiri ternyata kondisi sepi, yang tadinya disekitar ada orang yang bersuara sudah menghilang, kita berpikir mungkin mereka pada mengikuti upacara 17-an di puncak, sebenarnya kita berkeinginan juga mengikuti upacara tetapi kondisi cuaca yang dingin membuat kita malas beranjak ke atas. Setelah kita makan - bongkar tenda - packing ulang pada jam 8 melanjutkan jalan lagi yang kini menuju pos Shanghiang ropoh, tertinggal 2 pos lagi menuju puncak yaitu Shanghiang Ropoh - pertigaan palutungan  & Apuy - Goa Walet - Puncak. Kita jalan perlahan-lahan tapi pasti tidak terasa jalan 30 menit sudah sampai di pos yang dimaksud, istirahat sebentar lalu lanjut kembali ke pertigaan tiba-tiba kita bertemu si Orgon, ternyata mereka ingin balik ke tenda setelah mengikuti upacara tadi pagi yang katanya mereka summit pada jam 4 pagi yang udara di atas sana sangat dingin, dan penuh keramaian orang.
     Disinilah kita ngobrol sebentar untuk bertanya berapa lama lagi sampai di pos Goa Walet, yang katanya sebentar hanya berjalan 1 jam lagi, kita segera cepat-cepat melangkah karena tinggal dikit lagi kita mencapai puncak tertinggi di Jawa Barat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar